Masjid Cut Meutia adalah kantor arsitek pada zaman Hindia Belanda, NV De Bouwploeg, dipimpin oleh Pieter Andriaan Jacobus (PAJ) Moojen. Pemegang proyek pengembangan dan pembangunan kawasan Menteng, dinamakan Nieuw Gondangdia. Awal dibentuk bangunan bukan diperuntukan sebagai tempat ibadah.

Ketika masuk ke dalam masjid, dari area salat, arah kiblatnya tidak sama dengan arah bangunan. Kiblatnya miring 15 derajat ke kanan. Tempat mimbar ceramah terpisah dengan bilik tempat imam memimpin salat. Husein menceritakan, sebelumnya di bagian tengah bangunan terdapat tangga besar, kemudian dihilangkan karena dianggap terlalu memakan tempat dan mengganggu area ibadah salat.

Tangga untuk akses ke lantai dua pun dipindahkan ke area depan masjid. "Sekarang tangganya di pindah ke depan, dulu di tengah ruangan. Tapi tangga di depan tidak mengubah 'gaya' tangga tangga zaman dulu," imbuh Husein. Sisa bagian tangga yang terhubung ke tangga bercabang menuju lantai atas berada tepat di atas mimbar ceramah, pada bagian dindingnya dihiasi tulisan kaligrafi indah.

Dilihat dari luar, Masjid Cut Meutia tidak terlihat sebagai masjid. Justru dari balkonnya beserta jendelanya, memperlihatkan bangunan bergaya arsitektur Eropa, Art Nouveau, yang sedang tren di era 1880 an hingga 1920 an. "Karena masuk sebagai cagar budaya, bangunan Masjid Cut Meutia tidak boleh ada yang diubah bentuk bangunan," tutur Husein. Jika berada di area Gondangdia, Jakarta Pusat, maka akan terlihat keramaian. Biasanya masyarakat yang hobi kulineran, akan bahagia berada di dekat Masjid Cut Meutia.

Di sana banyak pedagang yangberjualan makanan. Termasuk saat ramadan. Mencari takjil jelang berbuka puasa di area Gondangdia pun menjadi keseruan tersendiri. Berjejervmakanan yang dijajakan. Dari gorengan hingga kolak pisang. Bahkan tahun kemarin, suasana di Gondangdia makin ramai.

Terutama karena adanya Ramadan Jazz Festival 2019. Yang biasanya digelar di halaman Masjid Cut Meutia, Jakarta pada akhir pekan. Tahun lalu saja Ramadan Jazz Festival dimeriahkan oleh musisiAndre Hehanusa. Karena adanya pandemi corona atau covid 19, sementara ini kegiatan offline selamaramadan ditunda sampai tahun depan.

"Tahun ini terpaksa kita tunda. Kita alihkan tahun depan seperti Ramadan Jazz," tutur Husein. Kegiatan seperti kajian pun disiarkan melalui sosial media. Untuk zakat Masjid Cut Meutia menyediakan layanan drive thru atau layanan tanpa turun bagi jamaah yang ingin membayar zakat fitrah. "Gambarannya masik pintu gerbang utama, mobil atau motor masuk nanti ditanya keperluan apa membayar zakat, nanti ada jalurnya. Sampai ke depan aula mobil atau motor berhenti nanti ada petugas yang nyamperin mau bayar zakat fitrah, mal, infaq, apa sodakoh. Nanti tetap ada pengecean suhu, pakai masker dan hand sanitizer," kata Husein.

Menurut Husein, langkah itu dilakukan demi menjalankan imbauan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah guna mengurangi penyebaran virus Covid1 9. Karena itu, beberapa program Ramadan mengalami perubahan, termasuk menyediakan kajian secaradaring serta skema pembayaran zakat fitrah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *