Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay mengaku sempat berdebat dengan seorang menteri terkait wabah Virus Corona. "Kita tadi kan ada komunikasi yang tidak sinkron antara pusat, provinsi dan kabupaten," ucap Saleh dikutip dari tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/3/2020). Saleh menyatakan, cara pemerintah menyampaikan informasi terkait Virus Corona itu masih keliru.

Hal itu menurutnya disebabkan karena banyaknya pihak yang turut angkat bicara soal wabah Virus Corona. "Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena pemerintah tidak buat satu pintu khusus informasi terkait ini," jelas Saleh. "Makanya banyak hoaks di mana mana, ada berita berita bohong di medsos yang kadang kadang tidak bisa diantisipasi pemerintah."

Terkait banyaknya berita hoaks yang beredar di media sosial, Saleh menilai hal itu merupakan bentuk akibat dari kesalahan komunikasi pemerintah. "Karena apa? Karena pintu, jalur komunikasinya terlalu banyak dan belum ada dilakukan satu," ujar dia. "Satu pun dari mereka itu semuanya berhak ngomong apa saja."

Tak hanya itu, banyaknya pihak yang angkat bicara soal Virus Corona menurutnya juga menyebabkan publik kebingungan terkait informasi yang disampaikan. "Lah ini jadi problem, akhirnya masyarakat dapat beritanya parsial tergantung dia ngutip dari mana," kata dia. Lebih lanjut, ia pun menyinggung soal penunjukan Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, sebagai juru bicara penanganan Virus Corona.

"Baru hari ini pemerintah menetapkan juru bicara pemerintah yaitu Sesditjen P2P," kata Saleh. "Sebelumnya itu belum. " Melanjutkan penjelasannya, Saleh justru menceritakan perdebatannya dengan seorang menteri.

Perdebatan itu menurutnya disebabkan karena ada perbedaan informasi yang disampaikan menteri tersebut dengan fakta. "Tadi malam saya debat dengan salah seorang menteri di kabinet ini," ujar Saleh. "Dia mengatakan 'Ini bukan tugas saya menyampaikan itu, presiden sudah menunjuk Kementerian KSP untuk jadi juru bicara'."

"Kemudian hari ini ditunjuk yang baru yaitu Sesditjen P2P, ada beritanya juga," sambungnya. Menurut dia, ketidaksinkronan indormasi itu membuat publik bingung. "Berarti dari beberapa hari belakangan ini tidak sinkron, tidak ada juru bicara yang kita bisa ambil, yang kita bisa pegang untuk dijadikan panutan," tegasnya.

Pada kesempatan itu, sebelumnya Pakar Komunikasi Publik Effendi Gazali menyampaikan saran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya di Kantor Staf Presiden (KSP). Menurut Effendi Gazali, Indonesia seharusnya memiliki persiapan yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Mengawali pernyataannya, Effendi Gazali langsung memberikan saran bagi Jokowi dan KSP.

Ia pun menyampaikan pernyataan yang seharusnya disampaikan oleh para pejabat. "Cuma saya membayangkan kalau ada rentang waktu dari 4 Februari ke 3 Maret sekarang, saya beraharap Bapak Presiden atau teman teman KSP menyampaikan seperti ini," kata Effendi Gazali. "Bangsa kita memiliki kesempatan lebih karena toh belum ada ditemukan yang positif dan karena itu memungkinkan kita sebagai bangsa menjadi bangsa yang bersama sama lebih siap ketika akhirnya Corona sampai di Indonesia," sambung Effendi.

Terkait saran yang ia sampaikan itu, Effendi mengaku tak memiliki maksud apapun. Menurutnya, Indonesia harusnya lebih siap menghadapi wabah Virus Corona dibandingkan dengan negara lain. "Karena itu mestinya, jadi kalau memberi saran ini bukannya enggak sayang ya," ucap Effendi.

"Jadi maksud saya, mestinya dengan itu mulai banyak upaya upaya nyata untuk sampai pada bangsa yang lebih siap menghadapi ketika Covid 19 ini sampai ke Indonesia." Tak hanya itu, Effendi juga menyinggung banyaknya acara media yang menginformasikan soal cara mencegah penularan Virus Corona. "Karena sudah banyak teman teman media, atau ada acara khusus yang mengingatkan," kata Effendi.

"Kalau ada pernyataan seperti itu mestinya sejak saat itu kita tidak terlalu banyak bicara semata mata 'Ini soal pariwisata, ini soal ekonomi'." Lebih lanjut, ia pun menyoroti soal persiapan Indonesia dalam menanggapi Virus Corona yang mulai menyerang. "Mestinya sudah mulai ada persiapan persiapan, rumah sakit yang mungkin menyatakan diri lebih siap dengan perlengkapan yang lebih siap," ujar Effendi.

Lantas, Effendi mengimbau semua pihak agar tak menakut nakuti warga terkait informasi wabah Virus Corona. "Malah menurut saya dalam konteks komunikasi publik jangan juga kita merasa bahwa kalau kita menyampaikan sesuatu kepada publik seakan akan menakut nakuti," ujar Effendi. "Saya kira mestinya publik biasa saja bahwa ketika ada 77 negara dari 163 negara yang diakui PBB itu sudah pernah terkena Covid 19."

Terkait hal itu, Effendi Gazali kemudian menyampaikan pesan untuk Jokowi dan para jajaran di KSP. "Mestinya Pak Presiden dan teman teman KSP mulai mengingatkan bahwa itu (Virus Corona) biasa saja," ujarnya. "Mereka siap untuk menerima ketika ada pasien."

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *