Korea Selatan kembali menutup lebih dari 200 sekolah, hanya beberapa hari setelah mulai dibuka. Penutupan itu dilakukan setelah munculnya puluhan kasus baru di negara tersebut dalam pekan ini. Dikutip dari BBC, ribuan siswa di Korea Selatanpada Rabu (27/5/2020) mulai masuk kembali saat negara itu melonggarkan pembatasan sekolah.
Jumlah 79 kasus dalam sehari tersebut termasuk yang tertinggi di Korsel dalam dua bulan terakhir.Lalu bagaimana ceritanya, sehingga Korsel yang sempat nol kasus kini kembali diserbu gelombang II COVID 19? Sebagian kasus disebut sebut berkaitan dengan pusat distribusi di luar Seoul yaitu gudang di kota Bucheon. Gudang tersebut dijalankan oleh perusahaan e commerce terbesar di negara itu yaitu Coupang.
Pejabat setempat mengatakan fasilitas itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah langkah pengendalian infeksi. Para pejabat kesehatan bahkan menemukan jejak Covid 19 pada sepatu dan pakaian pekerja. Sejumlah ahli menyebut, kemungkinan bahwa Korea Selatanakan terus melihat peningkatan kasus karena terus menguji ribuan karyawan dari pusat.
Sekitar 58 kasus baru dicatat pada hari Jumat, sehingga jumlah total update kasus secara nasional menjadi 11.402. Sebanyak 251 sekolah di Bucheon saat ini terpaksa ditutup. Sebuah laporan oleh Korea Times, mengutip Kementerian Pendidikan, mengatakan 117 sekolah di ibukota Seoul juga telah menunda pembukaan kembali mereka. Seorang siswa di Seoul, yang ibunya bekerja di gudang Coupang, ditemukan memiliki virus.
Selain itu, taman umum dan museum di seluruh Seoul dan kota kota sekitarnya sekarang telah ditutup. Tak hanya itu, usaha bisnis juga didesak untuk mendorong kerja yang lebih fleksibel, dan orang orang sekali lagi diminta untuk menghindari pertemuan massal. Korea Selatan mengalami salah satu wabah virus terburuk awal tahun ini, tetapi tampaknya telah mengendalikannya, berkat program " trace (jejak), test (tes) dan treat (perawatan)" yang luas.
Namun, beberapa pekan terakhir, telah muncul kelompok penularan virus baru. Termasuk satu yang dikaitkan dengan seorang pria yang mengunjungi lima klub malam dan bar di distrik kehidupan malam Seoul di Itaewon awal bulan ini. Menurut kantor berita Yonhap News, sekitar 266 kasus telah ditelusuri ke cluster Itaewon.
Perusahaan Bioteknologi Novavax mengaku telah melakukanuji cobavaksin virus coronapada manusia di kota Melbourne dan Brisbane,Australia pada Selasa (26/5/2020) . Jika uji coba ini berhasil, lanjutnya, maka vaksin bisa dirilis tahun ini juga. Tentunya, hal ini menjadi sebuah kabar gembiar di tengah wabah yang tengah melanda hampir di seluruh dunia ini.
Perlu diketahui, perusahaan itu menguji keamanan vaksin pada 131 relawan. Mereka ingin memastikan efektivitas vaksin dalam mengatasi virus corona. Diharapkan, vaksin tersebut dapat secara paralel menyembuhkan pasien yang terjangkit virus corona dalam tubuhnya.
Harapan tersebut disampaikan oleh kepala penelitian perusahaan bioteknologi itu, Dr Gregory Glenn. Selain itu, Dr Glenn juga berharap vaksin yang diuji sekarang dapat digunakan oleh dunia pada akhir tahun ini. "Kami berharap vaksin sudah dapat digunakan pada akhir tahun ini," kata Dr Glenn dalam jumpa pers virtual di Melbourne, dari kantornya di Maryland, Amerika Serikat seperti dikutip dari Kompas.com.
Dr Glenn optimis bahwa vaksin ini bisa diproduksi pada tahun 2020. Ia menyebut vaksin corona bagaikan keajaiban yang mampu melindungi penduduk dunia dari penyakit kronis ini. Pengembangan vaksin oleh lembaga pengembangnya sebagian besar bertujuan untuk melatih sistem kekebalan tubuh manusia dalam mengenali proteinyang mengikat permukaan luar virus Covid 19.
Tujuan lain dari vaksin adalah mempersiapkan tubuh untuk bereaksi jika mengalami infeksi yang sebenarnya. Metode lain yang digunakan oleh lembaga pengembang vaksin adalah menggunakan kode genetik dari protein virus Covid 19. Pengembangan vaksin juga dilakukan dengan menggunakan virus tak berbahaya untukmendapatkan informasi tentang protein virus.
Namun pengembangan vaksin yang lebih lazim berasal dari virus Covid 19 yang telah mati. Novavax melakukan uji coba dengan menambahkan cara baru yang disebut dengan vaksin rekombinan, yaitu menggunakan rekayasa genetika untuk menumbuhkan duplikasi protein virus corona yang tak berbahaya di laboratorium. Novavax mendapatkan dana 388 juta dolar AS (sekitar Rp 5,7 triliun) dari sebuah lembaga epidemi di Norwegia untuk pengembangan vaksin ini.
Organisasi riset klinis 'Nucleus Network' bertanggungjawab dan ditunjuk untuk melaksanakan pengujian vaksin dengan metode ini dan diberi nama NVX CoV2373 . Protein dalam virus tersebut diekstraksi dan dimurnikan, kemudian dikemas menjadi partikel nano berukuran virus. Peserta dalam ujicoba vaksin Covid 19 oleh Novavax ini sebanyak 131 orang sehat berusia antara 18 sampai 59 tahun. Sebelumnya, Novavax telah melakukan uji coba vaksin ini ke hewan dan menunjukkan keberhasilan dengan dosis yang rendah.