Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa setelah menjadi anggota blok ekonomi itu selama 47 tahun dan lebih dari tiga tahun seusai rakyatnya memilih hengkang melalui sebuah referendum. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada pukul 23.00 GMT atau 06.00 WIB, Sabtu (1/2/2020), ditandai oleh perayaan dari kaum pendukung Brexit (British Exit) maupun protes dari kalangan anti Brexit. "Kami sekarang akan menentukan nasib kami sendiri tanpa perlu ada yang mengatakan apa yang harus kami lakukan," ujar seorang ibu yang tengah berdiri di depan patung perdana menteri Inggris periode 1940 1945, Winston Churchill.

Pengamat politik Inggris, Jason Marc menegaskan, dengan kemenangan Brexit pemerintah Inggris mempunyai kekuasaan penuh untuk menentukan nasib rakyat Inggris yang telah memilih untuk ke luar dari Uni Eropa. Di Skotlandia, yang mayoritas warganya memilih bertahan di Uni Eropa (UE), sejumlah acara penyalaan lilin digelar. Adapun kaum penyokong Brexit berpesta di lapangan Parlemen di London.

Perdana Menteri Boris Johnson berikrar akan menyatukan dan membawa negerinya lebih maju. Dalam pesan yang dirilis melalui media sosial satu jam sebelum Inggris secara resmi ke luar dari UE, sang perdana menteri menulis, "Bagi banyak orang ini adalah momen harapan yang menakjubkan, momen yang mereka pikir tidak akan terjadi. Namun di sisi lain banyak yang merasakan kehilangan dan kecemasan. "Dan tentu ada kelompok ketiga, mungkin yang terbesar, yang mulai khawatir seluruh pergulatan politik tidak akan berakhir."

Boris Johnson mengatakan telah berkembang sepanjang 50 tahun ke arah yang tidak lagi sesuai bagi negara itu. "Hal terpenting untuk dikatakan malam ini adalah ini bukanlah akhir, melainkan permulaan. Selain itu momen pembaruan dan perubahan nasional sejati," katanya. Berbagai perayaan Brexit digelar di sejumlah pub dan tempat pertemuan di seantero Inggris, selagi negara ini menghitung mundur momen pengunduran diri dari UE.

Ratusan orang berkumpul di Alun alun Parlemen untuk merayakan Brexit. Mereka menyanyikan lagu lagu patriotik dan beberapa di antaranya menyampaikan pidato, termasuk politisi Nigel Farage. Sedang demonstran pro UE mengadakan pawai di Whitehall untuk menyampaikan perpisahan kepada UE.

Di Irlandia Utara, kelompok Komunitas Perbatasan Menentang Brexit mengadakan serangkaian protes di Armagh, dekat perbatasan dengan Republik Irlandia yang merupakan anggota UE. Dalam pidato di Edinburgh, Menteri Pertama Nicola Sturgeon mengatakan Skotlandia dicabut dari Uni Eropa di luar kehendak mayoritas rakyatnya. Warga Inggris akan langsung menyadari beberapa perubahan setelah negara mereka tidak lagi bergabung dengan UE.

Sebagian besar aturan UE masih akan berlaku, termasuk pergerakan orang secara bebas, sampai 31 Desember, ketika periode transisi berakhir. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Inggris dan Brussels akan bertarung memperjuangkan kepentingan masing masing dalam perundingan dagang. Dia mengapresiasi warga Inggris yang telah berkontribusi bagi Uni Eropa dan membuatnya lebih kuat.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan, "Pada tengah malam, untuk pertama kalinya dalam 70 tahun, sebuah negara akan meninggalkan Uni Eropa. Ini adalah tanda alarm bersejarah yang harus didengarkan setiap negara anggota." Di Brussels, bendera Inggris telah diturunkan dari tiang di luar Parlemen Eropa dan digantikan dengan bendera UE. Inggris bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa pada 1 Januari 1973, pada percobaan ketiga.

Dua tahun kemudian negara itu memilih, dengan suara mayoritas mutlak, untuk bertahan di blok ekonomi itu dalam referendum pertama. Perdana Menteri David Cameron yang berhaluan konservatif kemudian menggelar referendum pada Juni 2016, di tengah desakan dari para anggota Partai Konservatif dan Partai Independen Inggris pimpinan Nigel Farage. Cameron memimpin kampanye untuk bertahan di UE, namun kalah dari kubu Brexit pimpinan Boris Johnson, hasil suara 52 persen 48 persen.

Pengganti Cameron sebagai perdana menteri yaitu Theresa May, berulang kali gagal meloloskan kesepakatan pengunduran diri dari UE di parlemen. May lantas digantikan oleh Johnson, yang juga gagal. Johnson berhasil mengamankan pemilihan umum dini pada Desember 2019, yang dia menangkan dengan mayoritas 80 kursi dengan janji menuntaskan Brexit.

Rancangan Undang undang keluar dari UE yang disusun Johnson harus disepakati para anggota parlemen sebelum Natal 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *