Korban penakluk 80 janda, Rani (48) asal Tangerang, Banten menceritakan kisah cintanya bersama pelaku Tio (41) alias TH alias Hendi Handoko. Lain dengan beberapa korban, Rani mengaku telah mengetahui sisi buruk Hendi Handoko. Meski demikian, Rani tetap menerima sosok Hendi Handoko tersebut.

Ketika itu Hendi Handoko tetangkap karena kasus penipuan dan pencurian harta korbannya para janda kesepian. "Saat itu sayang sama dia," tegas Rani. Bahkan, Rani tahu di balik penangkapan itu ada perempuan lain bersama Hendi.

Saat itu Hendi ditangkap anggota Polsek Tebet, Jakarta Selatan, berdasar laporan salah satu korbannya. Polisi menangkap Hendi sedang berduaan di dalam kamar dengan seorang pekerja seks komersial alias PSK. Namun, semua dosa Hendi itu tak membuat Rani menyudahi hubungan dengannya.

"Saya pikir dia akan berubah setelah itu dan sudah berjanji akan nikahin saya. Apalagi sampai bikin surat di penjara," kata Rani. Hati Rani begitu tersentuh karena Hendi selalu mengingatkannya jangan sampai lalai untuk beribadah. Hendi bermulut manis dan sok agamis bukan saja kepada Rani.

Petuah yang sama Hendi minta kepada kedua korbannya seperti Dewi dan Ayu. Rani sudah dua kali mendengar Hendi masuk penjara, pertama untuk kasus 2017 silam. Terakhir, belum lama ini setelah Polsek Metro Tamansari menangkapnya.

Ia menduga tak bisa memalingkan cintanya karena kena pelet Hendi. "Saya pikir dipelet sama dia. Soalnya kalau sehari enggak komuniasi kayak ada yang kurang," aku Rani. Lebih lanjut, Rani menjelaskan, perkenalan mereka berawal 2016 silam dan melalui proses tatap muka saat pulang kerja.

"Saat itu dia minta kenalan, katanya kerja di Bandara Soekarno Hatta," kata Rani mengingat masa lalunya dengan Hendi. Saat perjumpaan pertama itu Hendi dan Rani saling bertukar nomor ponsel. Mengetahui Rani merupakan janda, intensitas Hendi menghubunginya semakin tinggi. Berbilang hari dan bulan mereka semakin akrab.

Kalaupun bertemu, Hendi yang akan mengunjungi Rani di rumah. Bahkan, menurut Rani, Hendi telah cukup kenal dengan keluarganya. Sementara Rani sampai kini tak pernah tahu di mana tempat tinggal dan asal usul Hendi. Kepada korban lainnya, sang Don Juan asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini mengaku sebagai duda anak satu.

"Makanya pas tahun 2017 itu dia kena kasus, saya yang temenin dan bantuin dia," ujar Rani. Segala perhatian Rani berikan, mulai dari uang, kasih sayang, hingga kesempatan kedua, namun balasan Hendi Handoko justru menyakitkan. Ia mencontohkan, kendati komunikasi mereka masih terjalin Rani sama sekali tak diberitahu saat Hendi bebas dari penjara sejak Januari 2020.

Rani terkejut ketika beberapa hari lalu dihubungi aparat Polsek Metro Tamansari. Dari mereka Rani tahu Hendi telah diamankan atas kasus sama yang dilakukannya pada 2017 silam. Nomor kontak Rani satu dari 80 nomor para janda kesepian yang diblokir oleh Hendi.

"Selama di penjara kita juga masih aktif komunikasi jalan terus. Dia emang pernah bilang mau keluar akhir 2019, tapi waktu itu saya tanyain lagi katanya enggak jadi," kata Rani. Dari sayang, kini Rani langsung berubah benci terhadap Hendi karena tega mengkhianatinya. "Saya pikirnya semua orang punya salah dan masa lalu. Makanya saya berbesar hati untuk menemaninya, tapi ternyata dia bikin ulah lagi," aku Rani.

Polisi sempat menawarkan Rani untuk membuat laporan mengingat dirinya salah satu korban Hendi. "Saya ikhlasin aja duit saya, percuma dia juga enggak bakal bisa ganti. Yang penting dia bisa dihukum atas semua yang udah diperbuatnya," papar Rani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *