Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah masih berhati hati untuk memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar Diamond Princess dari Jepang. Sekitar 9 WNI saat ini dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Sementara, 69 WNI lainnya hingga saat ini masih berada di dalam apal pesiar Diamond Princess. "Diamond Princess ini ada hal hal yang khusus, kita perlu kehati hatian yang sangat. Mungkin sudah baca berita yang dibawa ke negara lain sehat di Jepang, tapi sampai negaranya sakit," ujar Terawan di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).

Terawan mengatakan, banyak negara lain yang terburu buru dalam mengevakuasi warganya dari kapal Diamond Princess. Banyak warga negara lain yang sebelumnya dinyatakan sehat, tetapi begitu sampai di negaranya malah dinyatakan positif terjangkit virus corona. "Itu episentrum baru karena itu kita harus lebih hati hati coba dibaca di berita berita yang ada, baik di Guardian dan sebagainya. Bagaimana negara negara tersebut keburu buru melakukan evakuasi dari yang tadinya sehat sampai di negaranya sakit. Artinya apa? dari positif. Kalau jadi positif jadi episentrum baru," ucap Terawan.

Terawan menegaskan pemerintah mengutamakan prinsip kehati hatian. Menurutnya hal tersebut dilakukan untuk melindungi masyarakat lainnya dari virus corona. "Negara kita menganut asas kehati hatian yang sangat. Kenapa? karena saat ini posisi kita masih zero. dan kita doakan untuk tetap zero," ucap Terawan.

Pemerintah Indonesia terus mengupayakan mengevakuasi 74 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di atas Kapal pesiar Diamond Princess. Termasuk, melakukan negosiasi dengan Pemerintah Jepang. Terlebih, empat orang WNI terkonfirmasi positif corona di kapal yang bersandar di Yokohama, Jepang itu.

"Kalau yang di sana kan masih ada pemerintah Jepang, kita sedang bernegosiasi dengan pemerintah Jepang bagaimana supaya WNI yang di sana bisa dibantu," kata Muhadjir usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2020). Muhadjir menegaskan pemerintah akan mengevakuasi satu persatu WNI terkait virus corona. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pusat penyebaran baru atau epicentrum virus corona.

Termasuk, untuk melindungi WNI yang tidak terpapar virus corona. "Kan sudah ada standar. Intinya kita harus tangani satu persatu, dan kita juga tadi bapak Presiden kita harus membentuk kemungkinan terjadinya epicentrum baru. Dan kita harus menyelematkan WNI kita. Dan Alhamdullilah masih dalam keadaan zero dan harus kita syukuri dan kita jaga," jelasnya. Seorang kru kapal pesiar asal Dusun Meranggen, Desa Tangkas, Klungkung, Bali, I Ketut Janu Artika (27), hingga Senin (24/2/2020) masih tertahan di Yokohama, .

Ia mengaku takut terpapar dan berharap pemerintah segera menjemputnya untuk segera pulang ke tanah air. "Kalau stres sebenarnya tidak, tapi kami sangat takut terpapar ," ungkap Janu Artika saat dikonfirmasi melalui akun media sosialnya, Senin (24/2/2020). Ada puluhan orang asal Indonesia yang bekerja di Kapal .

Namun dirinya enggan mengatakan berapa orang yang terinfeksi . "Kami tidak diizinkan memberikan informasi itu, nanti menimbulkan kepanikan," ungkapnya. Namun Janu dan beberapa rekannya sudah sempat ikut test corona dan dinyatakan negatif.

Saat ini, Janu dan rekannya masih menunggu kejelasan dari pemerintah, untuk segera dapat pulang ke tanah air. "Sampai saat ini kami belum ada kepastian kapan bisa pulang," terangnya. Ia berharap proses penjemputan dirinya dan WNI lainnya dapat segera dilakukan, dan tidak ditunda tunda.

Apalagi penyebaran sangat cepat. Ia berharap proses penjemputan dapat dilakukan dengan pesawat, sehingga WNI yang berada di kapal dapat segera dievakuasi. Janu mengungkapkan, setelah menjalani test diketahui dirinya tidak terinfeksi .

"Keadaan kami sehat sehat. Kami sudah lulus test corona virus juga," ujar I Ketut Janu Artika. Kru kapal pesiar , I Wayan Sudiarta menceritakan bagaimana awalnya ada atau Covid 19 di kapal yang membuat dirinya harus menjalani isolasi di . Pertama kali ketahuan ini saat kapal berada di Hong Kong.

"Yang pertama ketahuan itu adalah passenger (penumpang) saat over night di Hong Kong. Itu ketahuan terinfeksi saat itu," katanya saat dihubungi via WhatsApp, Senin (24/2/2020). Setelah di Hong Kong kapal lalu berlabuh di Keelung, Taiwan. "Setelah ke Keelung balik ke , kan home port nya di , Yokohama tapi sebelum itu dicek dan ada yang positif lagi. Setelah itu lanjut karantina," katanya.

Dia mengaku dikarantina sejak 5 Januari 2020. Dan selama proses karantina ini dia pun tak pernah ke luar kapal. "Sekarang masih di kapal, tidak pernah ke luar," imbuhnya.

Sejak mengkuti karantina karena ada beberapa kru kapal Diamond Princess yang terkena virus corona, I Wayan Sudiarta hampir setiap hari selalu menghubungi keluarganya yang tinggal di Lampung. "Nggih hampir setiap hari ngasi informasi ke keluarga agar tidak cemas keluarga di rumah menanti saya. Karena sudah lebih dari tiga minggu saya diisolasi di sini," katanya. Pihaknya mengaku dikarantina mulai tanggal 5 Januari 2020.

Dalam proses karantina ini dia juga tetap bekerja melayani penumpang. "Ya hari ini tidak kerja karena sudah tak ada passenger, sebelumnya selama karantina kru sambil kerja melayani passenger," katanya. Terkait hal ini pihak keluarganya juga berharap agar dirinya cepat bisa pulang dalam kondisi sehat dan selamat.

"Tanggapan keluarga yang mengharapkan agar cepat pulang. Apalagi setelah buat video di share di Facebook banyak tanggapan dan keluarga juga mengharapkan kami cepat pulang ke Indonesia dengan selamat," katanya. Walaupun sudah dinyatakan negatif , Wayan Sudiarta juga mengatakan dirinya masih menjalani proses isolasi. Untuk kondisinya saat ini, dikatakan masih dalam keadaan sehat.

"Kondisi astungkara kami semua rahayu, seger (sehat), cuma itu saya minta agar segera dievakuasi agar negatif ini tidak jadi positif karena lama di sini," katanya. Sementara untuk tim medis di kapal, sudah bekerjasama dengan pemerintah dan sudah menyediakan tenaga medis termasuk perawat. "Diamond Princess sudah bekerja dengan Pemerintah sudah menyediakan tenaga medis, perawat dan juga ambulans juga tersedia di luar kapal, semua standby lengkap semua," tuturnya.

Untuk kebutuhan sehari hari pun sudah terpenuhi dengan jaminan makan tiga kali sehari. "Pihak Princess juga sudah kerja sama dengan penyedia catering di luar," katanya. Sementara untuk pihak KBRI , dia mengaku sudah mulai melakukan komunikasi sejak tanggal 8 Januari.

"Kami cerita kalau kami kru Indonesia ada di sini, pihaknya juga pernah ke sini menjenguk kami dari luar sambil mendampingi yang positif itu dibawa ke rumah sakit," katanya. "Sementara informasi untuk kepulangan ke Indonesia, dari KBRI meminta untuk menunggu. Informasi dari KBRI disuruh menunggu tapi sudah sekian lama nunggu belum ada berita pasti kapan dijemput," ujarnya. "Kami meminta pemerintah segera melakukan evakuasi kami tidak tahu virus itu di sini seperti apa, karena sirkulasi udara yang segini segini saja, pasti lambat laun kalau di sini pasti akan terpapar virus nika," katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *