Hasil rapid tes di cluster Pasar Kobong yang dilakukan tim gugus tugas Covid 19 Kota Semarang menunjukkan hasil 5 orang reaktif, Jumat (22/5/2020) malam. Setelah hasil rapid tes tersebut, di cluster Pasar Kobong total terdapat 21 positif dan 10 orang reaktif. Melihat hasil rapid tes, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fravarta Sadman mengaku akan menutup pasar mulai Sabtu (23/5/2020) pagi.
Menurut Fravarta, penutupan itu bersifat sementara. Proses steriliasasi berupa penyemprotan dengan cara berulang ulang. "Jadi ketika pedagang mulai berjualan lagi kondisi pasar sudah steril," katanya.
Sedangkan Dandenpom IV/5 Semarang Mayor CPM F Okto Femula menjelaskan, tidak hanya proses sterilisasi pedagang di pasar itu juga nantinya dilakukan perlakuan khusus berupa penataan para pedagang dengan berjarak atau physical distancing. "Kegiatan rapid tes ini tidak hanya di pasar Kobong saja melainkan akan menyasar ke pasar pasar lain. Jika hasil rapid tes ditemukan hasil reaktif maka pasar itu akan ditutup," tandasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada seluruh bupati dan wali kota untuk menutup mal, supermarket ataupun pasar jika pengelola tidak bisa melakukan pengontrolan ketat terhadap pengunjung. Karena terjadi lonjakan kasus cukup besar akibat keteledoran di Pasar Kobong Semarang. Menurut Ganjar, terjadi lonjakan keramaian di berbagai tempat dalam tiga hari terakhir, khususnya di tempat perbelanjaan.
Dia pun memerintahkan agar bupati dan wali kota se Jawa Tengah untuk segera bertindak dengan melakukan pengetatan penerapan protokol kesehatan. "Untuk bupati dan wali kota se Jawa Tengah, agar rasa rasanya dalam dua hari ini akan ada banyak kerumunan orang belanja ketati saja," kata Ganjar, Jumat (22/5/2020). Bahkan jika masih terdapat kerumunan karena susah diatur, baik pengelola maupun warganya, Ganjar menginstruksikan agar bupati maupun wali kota tidak segan melakukan penutupan.
Menurut Ganjar saat ini situasinya sudah semakin membahayakan, terlebih di pusat pusat keramaian. "Saya minta yang tidak bisa melakukan pengontrolan ketat pada mereka yang hendak belanja di pasar, mal, supermarket, lebih baik tutup saja. Karena ini kondisinya sudah kritis. Banyak orang datang berbelanja karena sudah terima THR, banyak uang cash jadi ini sangat berbahaya," katanya. Ganjar mencontohkan, di Kota Semarang terjadi lonjakan kasus secara signifikan akibat masyarakat masih nekad berkunjung ke pasar, mal maupun supermarket.
Salah satu kejadiannya berada di Pasar Kobong. "Karena kita terjadi peningkatan, kemarin di Semarang di pasar Kobong ada 26 positif dan ternyata dari Demak. Sehingga OTG nya banyak.Karena ini kondisinya sudah kritis," kata Ganjar. Selain penutupan mal dan pasar, Ganjar juga meminta agar para pemimpin daerah kompak menginstruksikan warganya untuk menjalankan salat Idul Fitri di rumah.
"Saya berharap semua mengajak yuk salat id di rumah. Lagi pula Majelis Ulama Indonesia sudah memberikan guidennya. Sehingga kita akan lebih tenang," tandasnya.