Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia sudah dibuka kembali untuk umum sejak hari ini, Kamis (11/06/2020). Memasuki masa new normal pandemi Covid 19, petugas pengelola menetapkan sejumlah aturan protokol kesehatan di gedung 24 lantai tersebut. Baik di luar maupun di dalam gedung telah dilakukan beberapa penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus corona.

Bagi pengunjung Perpusnas, sebelum masuk terlebih dahulu harus melakukan sterilisasi dengan masuk ke kotak disinfektan. Setelah disemprot cairan desinfektan, petugas akan meminta pengunjung mencuci tangan mereka. Pihak pengelola telah menyediakan 5 wastafel untuk mencuci cuci tangan dengan sabun cuci tangan.

Setelah itu, baru pengunjung dapat masuk ke dalam gedung perpustakaan nasional yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat. Pengunjung juga akan melewati monitor yang berfungsi untuk mengecek suhu tubuh secara otomatis. Di dalam gedung perpustakaan nasional juga telah dilakukan penerapan jaga jarak.

Seperti pada lift, petugas telah memberikan tanda dengan 5 kotak untuk mengatur jarak. Tersedia pula di depan lift tersebut handsanitizer, tisu, dan tempat sampah. Para pengunjung perpustakaan nasional dapat menggunakan tisu sebagai pelapis tangan untuk memencet lift.

Kemudian dapat langsung membuang tisu tersebut ke tempat sampah dan langsung memakai Handsanitizer. "Hanya 1.000 (seribu) orang pertama yang dapat masuk dalam satu hari ke depan gedung perpusnas," ucap Resti Fatmawati. Resti menjelaskan pengunjung yang datang pada hari pertama dibuka ada sekitar 353 orang.

Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid 19 hingga 85 persen. Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain. "Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Menurutnya, protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid 19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan. Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum. Sebagaimana diketahui virus SARS CoV 2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Maka dalam hal ini, dokter Reisa juga menyarankan agar masyarakat tetap menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik. "Virus corona jenis baru penyebab Covid 19 menular melalui droplet atau percikkan air liur, maka wajib semua orang menggunakan masker, terutama ketika menggunakan transportasi," jelasnya. Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dokter Reisa mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang barang yang disentuh orang banyak.

Kalau terpaksa, maka harus langsung cuci tangan. "Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen," katanya. Kemudian, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum.

Selain itu, mengkonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya tidak dilakukan, sebab dapat terkontaminasi. "Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman," jelasnya. "Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," tambah dokter Reisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *