Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez mengungkapkan dirinya dan Ibu Negara telah dites positif terkena virus corona. "Hari ini mereka mendiagnosis saya terinfeksi Covid 19," tambah Hernandez. Presiden Honduras itu menambahkan, dia memiliki gejala ringan dan tengah menerima perawatan.
Dia mengatakan, akan terus menjalankan tugas kepresidenannya sementara waktu dalam isolasi dan di bawah pengawasan. Untuk diketahui, Hernandez merupakan presiden pertama di Amerika Latin yang dites positif terkena virus corona. Lebih jauh, Ibu Negara, Ana Garcia de Hernandez, dan dua pembantu Presiden juga dinyatakan positif mengidap Covid 19.
Hernandez mengatakan, Ibu Negara Honduras tidak menunjukkan gejala saat ini. Sang istri pun langsung melakukan isolasi mandiri setelah menerima hasil diagnosis. Menurut pernyataan yang dirilis Kantor Kepresidenan, Selasa lalu, Presiden mempertahankan langkah langkah pencegahan Covid 19.
"Presiden setiap saat mempertahankan langkah langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh Otoritas Kesehatan, namun karena sifat pekerjaannya, tidak mungkin untuk tetap dalam isolasi total," papar penyataan Kantor Kepresidenan. Lebih lanjut, pernyataan itu juga mendesak warga Honduras untuk terus mengikuti pedoman virus corona yang direkomendasikan. Termasuk tindakan seperti memakai masker dan mencuci tangan sesering mungkin.
Honduras mulai perlahan membuka kembali ekonominya pada 8 Juni 2020 lalu. Setelah berbulan bulan pembatasan yang bertujuan untuk mengekang penyebaran virus corona. Negara ini telah mencatat setidaknya 9,656 kasus penyakit dan 330 kematian, menurut data dari Johns Hopkins University .
Sebagai catatan, Presiden Honduras merupakan tokoh kontroverional di negara tersebut. Pada 2019 kemarin, Presiden Honduras menghadapi panggilan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Hal tersebut terjadi setelah saudaranya, Juan Antonio Hernandez Alvarado dinyatakan bersalah memimpin operasi dagang kokain terbesar.
Saudara Presiden Honduras itu selama persidangan menghadapi tuduhan penggunaan uang narkoba, untuk mempengaruhi pemilihan Presiden Honduras pada 2009, 2013, dan 2017. Terkait hal ini, Presiden Honduras membantah semua tuduhan melakukan kesalahan.