Sebuah sekolah di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dikabarkan meliburkan muridnya lantaran ada guru yang terduga atau suspect virus corona. Ketika ditanya hal tersebut, Sesditjen P2P Kemenkes Achmad Yurianto menegaskan bahwa penyebaran virus corona hanya bisa terjadi dengan kontak dekat. Yuri yang ditanya oleh seorang wartawan soal sekolah diliburkan itu langsung menjelaskan tentang sifat dasar virus yang harusnya tidak sampai membuat sekolah diliburkan.
Ia menegaskan sifat virus pada umumnya tidaklah kuat dan mudah mati jika sudah keluar dari sel inangnya, dalam hal ini orang yang terinfeksi virus corona. "Dok, izin konfirmasi, katanya ada satu sekolah internasional di Pasar Minggu yang liburkan muridnya karena ada satu guru terduga (kena virus corona)?" tanya seorang wartawan. "Kita pahami dulu, apa sih virus Covid 19 ini? Kita mengawali dari virus. Virus itu tidak akan bisa hidup sendiri, dia membutuhkan inang," ujar Yuri.
"Dia hanya bisa hidup di dalam sel yang hidup, sama dengan ada benalu di pohon, benalu ini bisa hidup kalau pohonnya hidup," paparnya. Yuri menjelaskan jika orang yang terkena virus corona berbicara atau bersin, maka percikan yang mengandung sel virus itu tidak akan hidup lama di udara terbuka. Selain itu, virus corona juga tak bisa menjangkiti orang orang yang berada jauh dari si penderita.
"Kalau pohonnya mati, pasti benalunya ikut mati. Nah demikian juga dengan virus. Dia hidup di dalam sel yang hidup. Sel yang hidup itu ada di saluran pernapasan orang yang sakit," terang Yuri. "Pada saat kemudian dia berbicara, pada saat dia batuk, pada saat dia bersin, maka sebagian selnya ini terlepas, terlempar, yang kita sebut droplet ," kata Yuri. "Oleh karena itu, logika kita, sehebat apapun orang sakit itu enggak mungkin dropletnya, percikan ludahnya, itu terlemparnya sampai 1 kilometer dari mulutnya."
"Pasti sekitar 1 meter, oleh karena itu persyaratannya adalah kontak dekat," tuturnya. Selain itu, virus corona yang sudah lepas dari inangnya disebut hanya bisa hidup selama 10 15 menit, ditambah dengan kondisi lingkungan Indonesia yang mudah merusak sel virus. "Sel manusia apabila lepas dari tubuh manusia di dalam iklim Indonesia dengan paparan ultraviolet, suhu, kelembaban yang seperti ini, rata rata hanya akan bertahan di 10 15 menit, setelah itu akan mati, indoor atau outdoor," tegasnya.
Dalam telewicara video YouTube Talk Show tvOne, Senin (2/3/2020), Yuri menanggapi ketakutan masyarakat karena virus corona terkadang tak menunjukkan gejala. Yuri tidak membantah adanya kemungkinan orang Indonesia terjangkit virus corona namun tak terdeteksi. Namun Yuri menegaskan lebih baik masyarakat fokus untuk mencegah terjangkitnya virus, dibanding terus menerus merasa khawatir.
"Publik saat ini begitu panik dengan informasi dua warga Indonesia positif virus corona," ujar pembawa acara Chacha Annissa. "Banyak juga publik mengatakan, apa jangan jangan ada korban lain tapi belum terdeteksi. Ini bagaimana Pak Yuri?" tanya Chacha. "Ya bisa saja itu terjadi. Tapi kan buat apa sih menebak nebak begitu?" ucap Yuri.
"Sebenarnya kita harus lebih fokus tentang mencegah bagaimana jangan sampai sakit daripada main tebak tebakan," sambungnya. Yuri menyebut kini pemerintah tengah melacak semua orang yang sempat kontak dengan dua WNI positif virus corona tersebut, di antaranya yang mengunjungi Klub Dansa Paloma. "Ini sedang kita tracking dan belum selesai. Untuk mengidentifikasi siapa yang ada di sana 50 orang itu kan bukan sesuatu yang gampang," kata Yuri.